Alchemy (series by Suzanne Treister) | bibliodyssey.blogspot\u2026 | Flickr

Investasi pemula merupakan fenomena yang semakin marak di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Penelitian observasional ini bertujuan untuk memahami perilaku investasi pemula, khususnya mahasiswa, di Kota Yogyakarta. Pengamatan dilakukan selama dua bulan, dengan fokus pada cara mahasiswa memperoleh informasi tentang investasi, instrumen investasi yang dipilih, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi mereka.

Metode pengumpulan data utama adalah observasi partisipan pasif, dengan peneliti berpartisipasi dalam diskusi di forum-forum online investasi, serta menghadiri beberapa seminar dan workshop investasi yang diselenggarakan di Yogyakarta. Selain itu, dilakukan wawancara informal dengan beberapa mahasiswa yang telah memulai berinvestasi.

Hasil observasi menunjukkan bahwa mahasiswa umumnya memperoleh informasi tentang investasi dari beberapa sumber utama. Media sosial, khususnya platform seperti Instagram dan TikTok, menjadi sumber informasi yang paling populer. Banyak akun dan influencer keuangan (finfluencer) yang memberikan edukasi dan tips investasi, meskipun kualitas informasi yang diberikan bervariasi. Selain itu, mahasiswa juga aktif mencari informasi melalui artikel berita online, platform edukasi investasi, dan forum-forum diskusi.

Instrumen investasi yang paling diminati oleh mahasiswa adalah reksadana dan saham. Reksadana menjadi pilihan utama karena dianggap lebih mudah dipahami dan relatif aman bagi pemula. Saham juga populer, terutama saham-saham perusahaan teknologi dan perusahaan yang sedang tren. Beberapa mahasiswa juga tertarik dengan investasi kripto, meskipun mereka cenderung lebih berhati-hati karena volatilitas pasar yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi mahasiswa meliputi: (1) tujuan keuangan, seperti menabung untuk masa depan, membeli properti, atau mencapai kebebasan finansial; (2) tingkat pengetahuan tentang investasi, yang seringkali masih terbatas; (3) toleransi risiko, di mana sebagian besar mahasiswa cenderung memiliki toleransi risiko yang moderat hingga rendah; (4) modal investasi, https://alchemy-arts.com/pui-kekal/center/ yang biasanya relatif kecil dan terbatas; dan (5) pengaruh teman sebaya dan keluarga, yang dapat mempengaruhi pilihan instrumen investasi.

Observasi ini juga menemukan bahwa mahasiswa seringkali terjebak dalam FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan tren investasi, terutama di pasar saham. Mereka cenderung mengikuti rekomendasi investasi tanpa melakukan analisis yang mendalam. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang risiko investasi dan diversifikasi portofolio menjadi tantangan utama.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa investasi pemula di kalangan mahasiswa Yogyakarta didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Namun, mereka masih membutuhkan edukasi yang lebih komprehensif tentang investasi, manajemen risiko, dan analisis fundamental. Penting bagi institusi pendidikan dan lembaga keuangan untuk menyediakan program edukasi investasi yang lebih berkualitas dan terjangkau bagi mahasiswa.